oleh

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF MELALUI KEYAKINAN KELAS

 

Budaya positif merupakan kebiasaan  yang bernilai positif dan telah disepakati bersama dan dijalankan dalam waktu lama. Dalam pembiasaan, dibutuhkan kedisiplinan, konsistensi dan konsekuensi Mengingat terdapat bermacam keunikan dari murid pada setiap kelas Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. sesuai Profil Pelajar Pancasila salah satu upaya menumbuhkan budaya positif di sekolah adalah dengan disiplin positif selama masa pandemi sampai pembelajaran tatap muka terbatas ( PTMT) penerapan disiplin positif di sekolah mulai berkurang karena anak sudah terbiasa belajar di rumah melalui daring tanpa aturan yang mengikat dan merasa bebas di posisi inilah guru sebagai penuntun mempunyai peranan sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran siswa akan perilaku disiplin
Untuk mewujudkan budaya positif perlu dilakukan sejak dini mengingat dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan konsisten dari setiap stackeholder yang ada. Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral di sekolah,memiliki peran yang besar dalam mewujudkan budaya positif, baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah, salah satu langkah yang guru dapat lakukan adalah membangun budaya positif melalui komunikasi serta adanya keyakinan yang diyakini baik dan positif, di lingkungan kelas dan di lingkungan sekolah, guru dapat menerapkan budaya positif seperti bekerja sama dengan rekan sejawat, berinteraksi secara akrab dengan peserta didik, menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab serta menjadi teladan bagi peserta didik .Budaya positif perlu dibangun dalam kelas
Keyakinan kelas adalah salah satu disiplin posistif yang bisa kita terapkan dalam membangun budaya positif di sekolah. Dengan adanya keyakinan kelas di setiap kelas diharapkan dapat mewujudjkan tujuan pendidikan yang berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila
Pembentukan keyakinan kelas memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Apabila guru dan murid membuat keyakinan kelas dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, maka akan berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta didik. Perubahan tingkah laku ini juga akan berujung pada terbentuknya budaya positif di kelas. Untuk itu, keyakinan yang baik tidak hanya digunakan dalam pembelajaran saja, namun perlu juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, untuk membangun budaya positif di sekolah langkah yang dapat ditempuh adalah memulainya dengan membangun budaya positif di kelas melalui komunikasi efektif. Selain mengajar,. Guru perlu membuat keyakinan kelas. Sebuah keyakinan yang dibuat bersama semua anggota kelas yaitu guru dan murid, Dengan adanya keyakinan kelas diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan murid. Yakni disiplin diri yang muncul dari dalam diri (motivasi intrinsik) Disiplin positif yang diterapkan melalui keyakinan kelas pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran murid dan memunculkan motivasi intrinsik dalam membentuk karakterpositif.
Menurut Diane Gossen ( 2001 ) arti kata disiplin berasal dari bahasa Latin “discipline” yang artinya belajar. Diane juga menyatakan bahwa arti kata disiplin juga berkonotasi dengan disiplin diri dan dari murid-murid sacrates dan Plato disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan sesuatu yang dihargai dan bermakna jadi apabila pada dasarnya sikap disiplin Positif itu datangnya berasal dari diri sendiri atau motivasi instrinsik, tetapi ketika kesadaran dari dirinya tidak muncul maka seorang guru dapat memberikan tuntunan agar Anak bisa melakukan perbuatan disiplin positif tersebut hal itu dapat dikarenakan guru yang menjadi teladan siswa apapun yang dilakukan guru akan digugu dan ditiru didengarkan dan ditirukan sehingga harus bisa memberikan contoh yang baik .
Disiplin positif adalah proses pembelajaran. Disiplin positif merupakan pendekatan mendidik anak untuk melakukan kontrol diri dan pembentukan kepercayaan diri, disiplin berbeda dengan hukuman meskipun disiplin sering diterapkan dengan menggunakan teknik hukuman di dalam kelas, disiplin positif ditunjukkan untuk mengembangkan hubungan yang saling menghormati disiplin positif mengajarkan orang dewasa untuk bersikap ramah dan sekaligus tegas pada saat yang sama bukan berarti kasar keras dengan berbagai hukuman atau bersikap permisif Oleh karena itu penerapan disiplin positif memerlukan beberapa asas yang meliputi :

  1.  Saling menghormati dalam hal antar pendidik harus saling menghormati satu dengan yang lain karena pendidik merupakan model bagi anak. Selain itu pendidik juga perlu menghormati kebutuhan siswa anak didik,dalam hal ini membudayakan Tradisi Mappatabe’/permisi (Sulawesi selatan ) merupakan cara untuk menghormati orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun, tradisi ini bukan hanya untuk orang yang lebih tua saja, akan tetapi berlaku juga untuk orang lain meskipun orang tersebut belum atau tidak dikenal.
  2. Mengidentifikasi motif dibalik perilaku tindakan anak akan lebih efektif bagi kita sebagai guru untuk mengubah perilaku anak Bila kita mampu mengidentifikasi motif kemudian mengubah keyakinan anak yang membuat dia melakukan tindakan atau merubah perilaku
  3. Komunikasi yang efektif dan keterampilan memecahkan masalah
  4. Disiplin yang mengajarkan dan bukan bersikap bersikap permisif atau menghukum
  5.  Fokus pada solusi bukan hukuman
  6. Memberikan dorongan bukan pujian dorongan menunjukkan upaya dan perbaikan tidak hanya kesuksesan dan membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang
    Pujian hanya menunjukkan respon bahwa seorang anak bisa melakukan sesuatuSesuai yang diharapkan sementara dorongan memberi anak perasaan dan pengalaman akan kesuksesannya melakukan sesuatu dan membuat dia termotivasi untuk melakukannya kembali
    Selain mengajar, guru juga harus mampu mendidik murid dalam mengatur perilaku murid di kelas. Guru perlu membuat keyakinan kelas. Sebuah keyakinan yang dibuat bersama semua anggota kelas yaitu guru dan murid. Dengan adanya keyakinan kelas diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan murid. Yakni disiplin diri yang muncul dari dalam diri (motivasi intrinsik)

Penulis :  NUR’AENI.AR,S.Pd.,M.Pd Guru UPT SPF SMPN 8 Makassar

Komentar

Update Terbaru